Tau gak
Sihh ???
Tokoh
Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari betawi ???
Kalian pasti sering mendengar dari teman kalian atau sering melihat diplank-plank jalan-jalan Protokol Ibukota Jakarta. tahukah kalian beliau merupakan tokoh pejuang bangsa
indonesia yang sangat banyak memberi kontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia dan
mempertahankan hak-hak rakyat Indonesia.
![]()
MH. Thamrin
yuk guys kita liat biografi dan karirnya serta perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. yuk langsung aja
I. BIOGRAFI
SINGKAT
Beliau bernama Mohammad Husni Thamrin atau lebih dikenal dengan nama
singkatanya yaitu MH.Thamrin, beliau lahir di Sawah Besar, Jakarta, 16
Februari 1894. Anak Wedana Tabri Thamrin dan Nurhana. Sejak kecil dikenal
cerdas dan suka bergaul dengan masyarakat dari segenap lapisan, mengenyam
pendidikanbeliau
Lahir di Sawah Besar, Jakarta 16 Februari 1894. beliau mengenyam Pendidikan
Institut Bosch (Sekolah Dasar Swasta Belanda), Koning willem III. kolonial sambil belajar mengaji sehingga membuat
dia berpikir maju sekaligus mempertahankan identitas kebetawiannya. Sempat
bekerja di Kantor Kepatihan Batavia dan KPM, lalu menjadi anggotaGemeenteraad (Dewan
Kota), kemudian menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat).
Kiprahnya
dalam pergerakan nasional, berjuang untuk rakyat, kemajuan masyarakat
pribumi, dan puncaknya menuntut Indonesia berparlemen dan merdeka membuat
pemerintah kolonial mencari alasan untuk menangkapnya. Menjelang akhir
hayatnya ia menjadi tahanan rumah, dituduh telah melawan Belanda. Ia wafat 11
Januari 1941 dan dimakamkan di pekuburan Karet.
II. KARIR
MH.THAMRIN
|
Tahun 1905
didirikan Dewan Kota Betawi. Persahabatannya dengan Daan Van der Zee seorang
Sosialis anggota Dewan Kota, inilah yang menyebabkan Thamrin tertarik pada
masalah kemasyarakatan. Ia menyadari buruknya keadaan sosial masyarakat Betawi
waktu itu dimana perkampungannya banyak yang becek dan kotor.
Tanggal 27
Oktober 1919 Thamrin menghadiri sidang Dewan Kota Betawi untuk pertama kali
sebagai anggota. Ia berpidato yang isinya menuntut kepada Pemerintah supaya
segera memperbaiki kampung-kampung di Jakarta. Pidatonya mendapat tanggapan
baik dan pembenahan di perkampungan dilakukan dan pembuatan "Kanal
Ciliwung" Wow, Kanal Ciliwung pembangunannya mempunyai hubungan dengan Thamrin
kala itu rupanya.
Tanggal 1
Januari 1923 didirikan Organisasi "Kaum Betawi" yang bertugas
memajukan perdagangan, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Di bawah
kepemimpinannya organisasi ini berkembang pesat.
Tahun
1929, ia terpilih satu dari empat pembantu walikota. Tahun 1927, ia menjadi
anggauta Volkstraad. Pidato Thamrin dalam Volkstraad tentang Ponale Sanctie,
semacam hukuman yang dikenakan pengusaha perkebunan Belanda pada para kuli yang
dianggap salah atau menyalahi kontak-kontraknya. Para kuli ini dicambuk seperti
hewan.
Pidato
Thamrin mendapat tanggapan luas baik di dalam negri maupun di luar negri,
terutama di Eropa dan AS. Di Amerika kemudian timbul kampanye untuk tidak
membeli tembakau Deli selama Ponase Sactie tidak dihapuskan. Akhirnya
Pemerintah Belanda pun menghapuskan Poenale Santie.
Tahun 1932
dibentuk VIA (Perhimpunan Kaum Akademisi Indonesia), dan Thamrin menjadi
anggautanya. Dalam konggresnya yang dihadiri tokoh luar negri. Thamrin
menganjurkan pada redaktur dua koran Jepang untuk menulis dalam surat
kabarnyanya agar Jepang tidak membeli gula dari Indonesia karena buruh
perkebunan tebu di Indonesia mendapat perlakuan kejam oleh pihak pengusaha.
Anjuran ini membuat heboh di kalangan pejabat Pemerintah Belanda dan Thamrin
pun kemudian mendapat peringatan keras.
Tahun 1939
Thamrin mengajukan mosi dalam Volksraad agar pemerintah menggunakan kata
Indonesia dan Indonesier sebagai pengganti kata Nederlands Indie. Bukan itu
saja dalam pidatonya ia juga menuntut "Indonesia Berparlemen".
Pemerintah menolak usul itu dengan alasan bahwa pembicaraan tentang pemerintah
dalam hubungan dengan usul itu tidak diadakan.
Pemerintah
Hindia Belanda menganggab Thamrin sudah cukup berbahaya sehingga tanggal 6
Januari 1941, ia dikenakan tahanan rumah. Tanggal 11 Januari 1941 ia meninggal
dunia. Masyarakat Jakarta mengenang jasa-jasa Thamrin sepanjang masa dan
memberinya nama kesayangan yaitu Abang Betawi. Cita-citanya untuk kepentingan
rakyat sehat diteruskan oleh proyek M.H Thamrin. Sebagai penghormatan terhadap
jasa-jasanya, pemerintah menganugerahi Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
RIWAYAT GEDUNG MH THAMRIN
Memasuki awal abad ke-20, pemerintah kolonial mengembangkan prasarana kota Batavia dengan membangun gedung-gedung untuk rumah tinggal, kantor, dan pelayanan masyarakat, termasuk bangunan yang kemudian dibeli oleh Mohammad Husni Thamrin dan dihibahkan untuk kegiatan pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan, lepas dari belenggu penjajahan Belanda. Gedung ini menjadi Sekretariat Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) sehingga dikenal dengan Gedung Permufakatan.
Gedung ini tempat disemaikan semangat kebangsaan, perlawanan terhadap
penjajahan. Di sini dilakukan rapat-rapat pergerakan nasional, kongres rakyat
Indonesia, pertunjukan sandiwara, kursus-kursus, kegiatan bazar, dan lainnya.
Gedung ini diamanatkan untuk perjuangan menuju kemerdekaan. Para tokoh
pemimpinan bangsa periode pergerakan nasional selalu memanfaatkan gedung ini.
Gedung ini mempunyai peranan yang sangat besar dalam menegakkan semangat
perjuangan melawan penjajah terutama setelah tokoh-tokoh pergerakan nasional
nonkooperatif ditangkap di seluruh Indonesia.
Bagi kalian yang mungkin masih penasaran dan ingin mengetahui lebih lengkap tentang bapak pahlawan kita bapak MH.Thamrin kalian bisa datang ke
Muhammad Husni Thamrin. Letaknya di Jalan Kenari Dua, nomor 15, Jakarta Pusat.
Museum MH Thamrin berisikan barang peninggalan serta foto-foto sejarah perjuangan pahlawan nasional
Cukup sulit memang untuk menuju ke sana karena lokasinya berada di sebuah jalan kecil seberang ITC Kenari atau di belakang Rumah Sakit Ridwan Meuraksa. Hal ini membuat Museum tersebut tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya warga Jakarta.
Cukup sulit memang untuk menuju ke sana karena lokasinya berada di sebuah jalan kecil seberang ITC Kenari atau di belakang Rumah Sakit Ridwan Meuraksa. Hal ini membuat Museum tersebut tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya warga Jakarta.
Begitu masuk melewati gerbang museum, pengunjung akan disambut oleh patung MH Thamrin besar berwarna emas. Tingginya sekitar dua meter, berdiri kokoh di tengah halaman museum. Patung emas tersebut menghadap ke gerbang masuk, layaknya seorang pemilik rumah saat menyambut tamu yang hendak berkunjung atau menyambangi rumahnya.
Setelah melewati patung MH Thamrin akan terlihat sebuah bangunan rumah bergaya adat Betawi bercat kuning langsat. Ini adalah bangunan utama. Tiang bendera tepat di depan rumah ini tak pernah absen mengibarkan bendera kebangsaan Indonesia.
Masuk ke dalam rumah, pengunjung akan menjumpai sebuah patung kepala berwarna hitam dari MH Thamrin. Kemudian, terdapat diorama suasana sebelum Kongres Rakyat I pada tahun 1935, di halaman gedung Permufakatan Indonesia yang sekarang menjadi Gedung Muhammad Husni Thamrin. Kongres tersebut dihadiri Partai Islam Indonesia, Partai Serikat Islam, Paguyuban Pasundan Rakyat, Persatuan Minahasa, dan Persatuan Katolik Indonesia.
Berjalan ke sebelah kiri aula utama, pengunjung disuguhkan dengan foto-foto MH Thamrin. Di sana banyak terdapat barang-barang asli almarhum yang dihibahkan oleh pihak keluarga. Hal ini menjadi koleksi utama Museum MH Thamrin. Salah satunya adalah meja tamu. Ada juga blangkon asli milik MH Thamrin yang dipajang di sebuah kotak kaca.
Yang cukup menarik dari sebelah kiri aula utama adalah dua radio dengan merk Philips buatan tahun 1928. Almarhum kerap mendengarkan siaran radio, baik dalam negeri maupun siaran radio luar negeri. Ada juga foto serta lukisan Jalan Kenari yang dahulu masih dikenal dengan nama Gang Kenari. Dulu masih terdapat pohon-pohon besar layaknya hutan di daerah tersebut.
Masih di sebelah kiri, terdapat juga sebuah sepeda onthel yang merupakan replika dari sepeda milik MH Thamrin dengan tahun dan merk yang sama dengan sepeda asli sang pemilik. Ada juga beberapa bingkai berisikan penjelasan singkat mengenai sejarah hidup sang pahlawan nasional. Banyak juga foto para tokoh lain seperti presiden Indonesia yang pertama, Ir Sukarno, Muhammad Hatta, dan Ismail Marzuki.
Di sebelah kanan aula utama terdapat replika kereta kencana yang dipergunakan untuk mengangkut jenazah MH Thamrin. Ada juga dipan yang digunakan almarhum untuk tidur. Di sana juga terakhir kalinya almarhum terbaring yang kemudian dikuburkan.
Ada juga replika biola milik WR Soepratman. Dia dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia, "Indonesia Raya". Foto-fotonya ikut terpajang di museum tersebut. Museum ini menyimpan banyak kenangan tentang pendirian negara Indonesia. Maklum saja, MH Thamrin dikenal sering sejalan dengan proklamator Indonesia itu.
Masih di sebelah kanan aula utama, terdapat juga replika delman dan meja makan semasa hidup MH Thamrin. Ada juga bingkai-bingkai berisikan surat keputusan yang ditandatangani Ir Sukarno tentang penetapan MH Thamrin sebagai pahlawan nasional.
Kalimat mutiara MH Thamrin ikut menghiasi museum ini, juga menggambarkan nuansa perjuangan dulu.
Berjalan ke bagian belakang aula utama, terdapat dua patung ondel-ondel untuk memperkuat ornamen Betawi dalam museum tersebut. Ada juga dua diorama besar tentang beberapa kejadian penting. Satu diorama di sebelah kanan bercerita tentang penggeledahan yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda di rumah MH Thamrin saat sang pahlawan sedang berbaring di tempat tidur karena sedang sakit.
Sementara itu, satu diorama lain yang berada di sebelah kiri bagian belakang aula utama menggambarkan suasana rapat Gementee Raad atau rapat Dewan Kotapraja. Pengunjung juga disuguhkan dengan foto-foto suasana Kongres PPPKI. Selain itu, terdapat juga foto-foto para tokoh lain khususnya tokoh-tokoh Jakarta atau tepatnya Betawi.
Tokoh-tokoh Jakarta atau Batavia tersebut di antaranya adalah Abdulrahman Saleh, Haji Darip, Ismail Marzuki, KH Noer Ali, dan Mahbuh Djunaidi. Ada juga foto Entong Gendut dan Imam Syafe'i atau yang oleh masyarakat Jakarta lebih dikenal dengan panggilan Bang Pi'ie. Foto-foto mereka berjajar rapi dalam bingkai-bingkai besar di sebelah kiri bagian belakang aula utama.
Di bagian belakang aula utama juga terdapat beberapa ruangan, di antaranya adalah ruang audiovisual dan ruang perlengkapan pameran. Ruang audiovisual sendiri disediakan untuk memutarkan film-film mengenai perjuangan MH Thamrin yang memperjuangkan hak-hak rakyat jelata bagi para pengunjung yang datang ke Museum MH Thamrin. Dalam ruang audiovisual juga terdapat alat musik tanjidor yang merupakan alat musik asli dari Betawi.
Ketika hendak keluar melalui lorong di samping aula utama, para pengunjung masih bisa menikmati beberapa koleksi museum seperti replika uang-uang kertas pada zaman dahulu. Ada juga patung-patung yang memakai baju adat dari Jakarta atau Betawi. Di lorong tersebut juga terdapat beberapa ruangan lain dari museum, seperti ruang perlengkapan kantor, ruang koleksi, ruang rapat, perpustakaan, dan juga mushala bagi pengunjung Muslim.
Untuk koleksi buku di perpustakaan sendiri lebih banyak berisikan buku-buku tentang sejarah ibu kota Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Selain itu, banyak juga buku tentang perjuangan MH Thamrin yang lebih merujuk pada hal-hal mikro di masyarakat. Salah satunya seperti memperjuangkan jalan yang layak untuk masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta.
Sayangnya, Museum MH Thamrin seakan terlupakan oleh masyarakat Jakarta. Kenyataan itu berbanding terbalik dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang pahlawan nasional bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta atau Betawi yang selalu ia perjuangkan haknya semasa hidupnya. Hal itu juga diamini oleh petugas keamanan, dua petugas kebersihan, dan penjaga museum itu sendiri. n c25 ed: erdy nasrul
Setelah melewati patung MH Thamrin akan terlihat sebuah bangunan rumah bergaya adat Betawi bercat kuning langsat. Ini adalah bangunan utama. Tiang bendera tepat di depan rumah ini tak pernah absen mengibarkan bendera kebangsaan Indonesia.
Masuk ke dalam rumah, pengunjung akan menjumpai sebuah patung kepala berwarna hitam dari MH Thamrin. Kemudian, terdapat diorama suasana sebelum Kongres Rakyat I pada tahun 1935, di halaman gedung Permufakatan Indonesia yang sekarang menjadi Gedung Muhammad Husni Thamrin. Kongres tersebut dihadiri Partai Islam Indonesia, Partai Serikat Islam, Paguyuban Pasundan Rakyat, Persatuan Minahasa, dan Persatuan Katolik Indonesia.
Berjalan ke sebelah kiri aula utama, pengunjung disuguhkan dengan foto-foto MH Thamrin. Di sana banyak terdapat barang-barang asli almarhum yang dihibahkan oleh pihak keluarga. Hal ini menjadi koleksi utama Museum MH Thamrin. Salah satunya adalah meja tamu. Ada juga blangkon asli milik MH Thamrin yang dipajang di sebuah kotak kaca.
Yang cukup menarik dari sebelah kiri aula utama adalah dua radio dengan merk Philips buatan tahun 1928. Almarhum kerap mendengarkan siaran radio, baik dalam negeri maupun siaran radio luar negeri. Ada juga foto serta lukisan Jalan Kenari yang dahulu masih dikenal dengan nama Gang Kenari. Dulu masih terdapat pohon-pohon besar layaknya hutan di daerah tersebut.
Masih di sebelah kiri, terdapat juga sebuah sepeda onthel yang merupakan replika dari sepeda milik MH Thamrin dengan tahun dan merk yang sama dengan sepeda asli sang pemilik. Ada juga beberapa bingkai berisikan penjelasan singkat mengenai sejarah hidup sang pahlawan nasional. Banyak juga foto para tokoh lain seperti presiden Indonesia yang pertama, Ir Sukarno, Muhammad Hatta, dan Ismail Marzuki.
Di sebelah kanan aula utama terdapat replika kereta kencana yang dipergunakan untuk mengangkut jenazah MH Thamrin. Ada juga dipan yang digunakan almarhum untuk tidur. Di sana juga terakhir kalinya almarhum terbaring yang kemudian dikuburkan.
Ada juga replika biola milik WR Soepratman. Dia dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia, "Indonesia Raya". Foto-fotonya ikut terpajang di museum tersebut. Museum ini menyimpan banyak kenangan tentang pendirian negara Indonesia. Maklum saja, MH Thamrin dikenal sering sejalan dengan proklamator Indonesia itu.
Masih di sebelah kanan aula utama, terdapat juga replika delman dan meja makan semasa hidup MH Thamrin. Ada juga bingkai-bingkai berisikan surat keputusan yang ditandatangani Ir Sukarno tentang penetapan MH Thamrin sebagai pahlawan nasional.
Kalimat mutiara MH Thamrin ikut menghiasi museum ini, juga menggambarkan nuansa perjuangan dulu.
Berjalan ke bagian belakang aula utama, terdapat dua patung ondel-ondel untuk memperkuat ornamen Betawi dalam museum tersebut. Ada juga dua diorama besar tentang beberapa kejadian penting. Satu diorama di sebelah kanan bercerita tentang penggeledahan yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda di rumah MH Thamrin saat sang pahlawan sedang berbaring di tempat tidur karena sedang sakit.
Sementara itu, satu diorama lain yang berada di sebelah kiri bagian belakang aula utama menggambarkan suasana rapat Gementee Raad atau rapat Dewan Kotapraja. Pengunjung juga disuguhkan dengan foto-foto suasana Kongres PPPKI. Selain itu, terdapat juga foto-foto para tokoh lain khususnya tokoh-tokoh Jakarta atau tepatnya Betawi.
Tokoh-tokoh Jakarta atau Batavia tersebut di antaranya adalah Abdulrahman Saleh, Haji Darip, Ismail Marzuki, KH Noer Ali, dan Mahbuh Djunaidi. Ada juga foto Entong Gendut dan Imam Syafe'i atau yang oleh masyarakat Jakarta lebih dikenal dengan panggilan Bang Pi'ie. Foto-foto mereka berjajar rapi dalam bingkai-bingkai besar di sebelah kiri bagian belakang aula utama.
Di bagian belakang aula utama juga terdapat beberapa ruangan, di antaranya adalah ruang audiovisual dan ruang perlengkapan pameran. Ruang audiovisual sendiri disediakan untuk memutarkan film-film mengenai perjuangan MH Thamrin yang memperjuangkan hak-hak rakyat jelata bagi para pengunjung yang datang ke Museum MH Thamrin. Dalam ruang audiovisual juga terdapat alat musik tanjidor yang merupakan alat musik asli dari Betawi.
Ketika hendak keluar melalui lorong di samping aula utama, para pengunjung masih bisa menikmati beberapa koleksi museum seperti replika uang-uang kertas pada zaman dahulu. Ada juga patung-patung yang memakai baju adat dari Jakarta atau Betawi. Di lorong tersebut juga terdapat beberapa ruangan lain dari museum, seperti ruang perlengkapan kantor, ruang koleksi, ruang rapat, perpustakaan, dan juga mushala bagi pengunjung Muslim.
Untuk koleksi buku di perpustakaan sendiri lebih banyak berisikan buku-buku tentang sejarah ibu kota Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Selain itu, banyak juga buku tentang perjuangan MH Thamrin yang lebih merujuk pada hal-hal mikro di masyarakat. Salah satunya seperti memperjuangkan jalan yang layak untuk masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta.
Sayangnya, Museum MH Thamrin seakan terlupakan oleh masyarakat Jakarta. Kenyataan itu berbanding terbalik dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang pahlawan nasional bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta atau Betawi yang selalu ia perjuangkan haknya semasa hidupnya. Hal itu juga diamini oleh petugas keamanan, dua petugas kebersihan, dan penjaga museum itu sendiri. n c25 ed: erdy nasrul
Kata Mutiara MH Thamrin
"Sudah selayaknya setiap bangsa mencapai
kemerdekaannya karena setiap mahluk Tuhan berakal selamanya mempunyai cita-cita
untuk merdeka"
"Setiap pemerintah harus mendekati kemauan
rakyat. Inilah sepatutnya dan harus menjadi dasar untuk memerintah. Pemerintah yang
tidak memedulikan kemauan rakyat tidak akan bisa mengambil aturan yang sesuai
dengan perasaan rakyat"
"Nasib rakyat tergantung dari aturan dan
tindakan pemerintah yang bersandar atas keinginan dan perasaan rakyat."
Ingatlah kutipan kata-kata dari Presiden pertama kita Ir. Soekarno
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya"
Dari kutipan kata-kata bapak Ir. soekarno mari mulai sekarang kita hargai jasa para pahlawan kita .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar